Tiap-tiap provinsi di Indonesia memiliki
flora identitas yang mencerminkan keberagaman hayati di daerahnya.
Pilihan flora-flora tersebut berdasarkan bahwa flora tersebut endemik di
provinsi tertentu, khas provinsi tertentu atau merupakan komoditi
andalan provinsi tertentu. Berikut ini adalah flora identitas 5 provinsi
di Pulau Jawa yang old.uniknya.com berhasil kumpulkan:
1. DKI. Jakarta – Salak Condet
Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Ia dikenal juga sebagai sala (Min., Mak., Bug., dan Thai). Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, sementara nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit
karena kulitnya mirip dengan sisik ular. Berdasarkan kultivarnya, di
Indonesia orang mengenal antara 20 sampai 30 jenis di bawah spesies.
Beberapa yang terkenal di antaranya adalah salak Sidimpuan dari Sumatera
Utara, salak condet dari Jakarta, salak pondoh dari Yogyakarta dan
salak Bali. Salak condet merupakan flora propinsi DKI Jakarta.
Gandaria merupakan nama pohon dan buah yang mempunyai nama latin (ilmiah) Bouea macrophylla. Pohon gandaria juga ditetapkan sebagai flora identitas dari provinsi Jawa Barat, mendampingi macan tutul (Panthera pardus) yang ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Jawa Barat.
Pohon gandaria (Bouea macrophylla) disebut juga sebagai ramania atau kundangan di beberapa daerah di Indonesia disebut dengan berbagai nama yang berbeda seperti gandaria (Jawa), jatake, gandaria (Sunda), remieu (Gayo), barania (Dayak ngaju), dandoriah (Minangkabau), wetes (Sulawesi Utara), Kalawasa, rapo-rapo kebo (Makasar), buwa melawe (Bugis).
Gandaria dimanfaatkan mulai dari buah,
daun, hingga batangnya. Buah gandaria yang masih muda sering dikonsumsi
sebagai rujak atau campuran sambal gandaria. Buah gandaria yang matang
dapat dimakan langsung. Daun gandaria sering digunakan sebagai lalap.
Sedangkan batang gandaria dapat dimanfaatkan sebagai papan dan bahan
bangunan.
Cempaka putih atau kantil (Magnolia ×alba
(D.C.) Figlar & Noot.) adalah salah satu anggota suku Magnoliaceae.
Tumbuhan ini dikenal di Indonesia dan beberapa negara tetangganya
karena kuncup bunganya sering kali dipakai dalam upacara-upacara
tradisional atau ritual tertentu. Secara botani, ia adalah hibrida
(hasil persilangan) antara M. champaca dan M. montana.
Bunga kantil dipakai sebagai hiasan ronce (biasanya diletakkan di
ujung), sesajian, serta diletakkan di daun telinga pengantin atau
pendeta.
Tumbuhan kepel atau burahol (Stelechocarpus burahol)
adalah pohon penghasil buah hidangan meja yang menjadi flora identitas
Daerah Istimewa Yogyakarta. Buah kepel digemari puteri kraton-kraton di
Jawa karena dipercaya menyebabkan keringat beraroma wangi dan membuat
air seni tidak berbau tajam.
Disebutkan bahwa dagingnya yang berwarna
jingga dan mengandung sari buah itu memberikan aroma seperti bunga
mawar bercampur buah sawo pada ekskresi tubuh (seperti air seni,
keringat, dan napas). Dalam pengobatan, daging buahnya berfungsi sebagai
peluruh kencing, mencegah radang ginjal dan menyebabkan kemandulan
(sementara) pada wanita. Jadi, kepel ini oleh para wanita bangsawan
digunakan sebagai parfum dan alat KB; di Jawa, penggunaannya secara
tradisional terbatas di Kesultanan Yogyakarta. Kayunya cocok untuk
perkakas rumah tangga; batangnya yang lurus setelah direndam beberapa
bulan dalam air, digunakan untuk bahan bangunan rumah dan diberitakan
tahan lebih dari 50 tahun. Kepel merupakan tanaman hias pohon yang
indah, daunnya yang muncul secara serentak berubah dari merah muda pucat
menjadi merah keunguan sebelum berubah lagi menjadi hijau cemerlang.
Perawakan pohonnya berbentuk silindris atau piramid dengan banyak cabang
lateral yang tersusun secara sistematik, dan sifatnya yang kauliflor
(cauliflory) menambah keindahannya.
Sedap malam (Polianthes tuberosa,
bahasa Melayu: sundal malam) adalah tumbuhan hijau abadi dari suku
Agavaceae. Minyak dari bunga ini digunakan dalam pembuatan parfum. Nama tuberosa menunjukkan bahwa tumbuhan ini memiliki umbi (tuber). Saat ini dikenal sekitar 12 spesies dari genus Polianthes.
Bunga sedap malam biasa mekar di malam hari. Tanaman ini diperkirakan
berasal dari Meksiko. Bangsa Astek mengenalnya dengan nama omixochitl, “bunga tulang”.
Nama bunga ini di India bagian timur adalah ratkirani, yang berarti “ratu malam”. Di Singapura bunga ini dinamakan xinxiao, yang berarti “tempat ngengat hinggap”. Di Persia, bunga ini disebut maryam,
yang merupakan nama umum bagi anak perempuan. Bunga ini juga digunakan
di Hawaii untuk pengantin dan dahulu di zaman Viktoria digunakan sebagai
bunga kuburan. Harum bunga ini digambarkan sebagai kompleks, eksotis,
manis, dan khas bunga.
Tanaman ini tumbuh hingga 45 cm dan
menghasilkan rumpun bunga putih. Daunnya panjang dan berwarna hijau muda
yang mengumpul di pangkal batangnya. Genus tanaman ini masih berkerabat
dekat dengan Manfreda.(**)
0 Komentar untuk "Flora Khas Provinsi di Jawa"